MENGISI BULAN SUCI DENGAN PESANTREN RAMADAN

Bulan Ramadan merupakan bulan yang dinantikan oleh umat Islam. Di bulan ini seluruh umat Islam berlomba-lomba dalam kebaikan dengan berbagai kegiatan. Salah satunya dengan kegiatan pesantren Ramadan. SMA Islam Sultan Agung setiap tahun selalu menyelenggarakan kegiatan ini. Kegiatan ini dirasa penting karena banyak hal dalam agama Islam yang harus dipahami dengan benar. Terlebih yang berhubungan dengan hal-hal sehari-hari seperti adab berwudu, praktik salat wajib/sunnah, haid/nifas, serta psikologi remaja dalam pandangan Islam.

Kegiatan pesantren tahun ini bertepatan dengan pelaksanaan ujian sekolah kelas XII. Namun begitu ujian sekolah dan kegiatan pesantren disusun dengan baik agar tak saling bertabrakan. Dilaksanakan melalui dua tahap yakni tahap kelas XI (7 – 13 Maret 2025) dan tahap kelas X (14-20 Maret 2025). Panitia pesantren Ramadan berupaya menyusun kegiatan dengan saksama. Dengan memperhatikan aspek materi, pemateri, dan ruangan yang digunakan. Peserta pesantren pun dikategorikan dalam beberapa kelas. Kelas dibentuk dalam kelas putra dan kelas putri. Nama-mana surga Allah dipakai sebagai identitas diantaranya Al-Jannah, Darussalam, Al-Khuldi, Al-Muqamah, Al-Ma’wa, Al-And, Ar Royyan, Firdaus, An-Naim, Al-Amin, dan As-Shidq.

Setiap kelas didampingi oleh satu murabbi. Murabbi bertanggung jawab selayaknya wali kelas pada kelas reguler. Murrabi juga harus memastikan bahwa anak asuhnya mengikuti setiap kegiatan pesantren dengan baik. Di hari pertama, siswa diberikan pre-tes. Pre-tes digunakan untuk menggali seberapa baik pemahaman siswa tentang ilmu-ilmu agama. Nilai pre-tes ini digunakan sebagai pemetaan. Jika hasil pre-tes belum sesuai dengan harapan maka pemateri akan memberikan penjelasan materi di kelas. Harapannya setelah diberikan materi, siswa akan mendapat hasil yang baik ketika post-tes di hari terakhir.

Pemateri yang ditugaskan pun juga pemateri yang paham dengan ilmu agama. Semua guru agama, baik itu guru pendidikan agama Islam, BTAQ, bahasa Arab, dan guru-guru yang pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren. Harapannya pemateri bisa memberikan pemahaman yang baik sehingga dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari hari. “Saya sangat senang dengan kegiatan pesantren karena disamping diberikan materi kita juga bisa mengisi bulan Ramadan dengan kegiatan-kegiatan yang bernilai ibadah.” ujar Dimas, siswa kelas Firdaus. (LR)