Wayang Wong’ sebagai Media Belajar Bahasa dan Budaya Jawa

Wayang wong adalah sebuah bentuk seni pertunjukan tradisional Jawa yang menampilkan kisah-kisah pewayangan dengan manusia sebagai pemeran utama. Pertunjukan ini menggabungkan unsur-unsur tari, drama, dan musik gamelan. Wayang wong seringkali mengadaptasi cerita-cerita dari Ramayana dan Mahabarata.

Bahasa Jawa sebagai mata pelajaran memegang peranan penting untuk mengenalkan wayang wong kepada siswa. Untuk itu digagaslah pembelajaran luar sekolah dengan menonton seni pertunjukan ini di Taman Budaya Raden Saleh. Pembelajaran luar sekolah ini dilaksanakan Jumat, 16 Mei 2025. Sebanyak kurang lebih tiga ratus siswa kelas X dan para guru mengikuti pembelajaran pengenalan bahasa dan budaya Jawa ini.

Kegiatan diawali dengan pertunjukan tari Gambyong oleh siswa-siswa SMA Islam Sultan Agung 1. Tiga penari putri dengan lemah gemulai menarikan tarian sakral ini. Acara dilanjutkan dengan pembacaan geguritan dan nembang dari siswa. Selanjutnya sambutan dari Kepala SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, Bapak Maryono, S.Pd.,M.Pd. Dalam sambutannya beliau berpesan bahwa sebagai orang Jawa kita harus nguri-uri budaya Jawa.

Ibu Ebta Hananing Caraka juga menegaskan bahwa pembelajaran luar sekolah dengan menonton seni pertunjukan wayang wong banyak manfaatnya. “Menonton pertunjukan wayang wong bermanfaat baik secara individu maupun masyarakat. Pertunjukan ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga sebagai sarana pendidikan, pelestarian budaya, dan media untuk penyampaian nilai-nilai moral dan etika.” ungkap bu Ebta.

Pembelajaran luar sekolah merupakan salah satu program sekolah di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Para siswa antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka merasa belajar bahasa dan budaya itu menyenangkan. SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang berupaya memberikan kualitas pembelajaran yang baik. “Saya berharap akan banyak kegiatan pembelajaran luar sekolah yang serupa. Saya jadi paham kisah-kisah dan budaya Jawa. Ternyata wayang wong itu pertunjukan seni yang menarik untuk ditonton.” ujar siswa seusai menonton wayang wong.

(LR)